Mengenal Proses Duka

… Dan karena itu juga aku kehilangan orang-orang yang care sama aku selama ini, aku ngerasa bersalah sama diri aku sendiri dan ngerasa kalo aku ga bisa cari solusi, ini bakal nimbulin masalah baru untuk kedepannya…” – DH, 18 Tahun

… Aku selalu seperti ini setelah aku kehilangan seorang ‘teman’. Dan aku juga sering mencari cara untuk tidak merasa tertekan, namun pada akhirnya aku malah semakin tertekan. Kira-kira ada apa ya sama aku? Jujur aku lelah jila harus seperti ini terus…” – SF, 18 Tahun

Di dalam kehidupan kita, kemungkinan besar kita pernah merasa kehilangan. Kehilangan teman, keluarga, ataupun pekerjaan menjadi hal yang dapat membuat kita sedih. Siapa yang tidak sedih ketika dulu seseorang atau hal yang kita sayangi itu ada dan hadir di kehidupan kita namun kemudian sekarang, orang tersebut atau hal itu tidak bersama kita lagi. 

Berduka karena kehilangan bisa menimbulkan perasaan sedih yang mendalam, rasa bersalah, kerinduan, kemarahan, hingga penyesalan. Bahkan terkadang, perasaan ini bisa bercampur. Bisa saja kita merasa sedih atas kehilangan, namun di sisi lain kita lega karena orang yang pergi tidak lagi menderita. Nah, melihat betapa kompleksnya menghadapi duka, tentunya, akan ada proses panjang dalam menerima keadaan ini. Proses adaptasi untuk menerima keadaan ini bisa berbeda di setiap orang tergantung bagaimana latar belakang, keyakinan, serta hubungan ia dengan seseorang atau hal yang hilang. Namun, Psikolog dan Peneliti telah menemukan beberapa proses duka, salah satunya adalah The Dual Process Model

The Dual Process Model

Ketika kita berduka, akan mengalami dua proses:

Loss-oriented

Loss-oriented ini merupakan proses berduka yang berhubungan langsung dengan kepergian orang lain atau sesuatu yang dianggap berharga. Pada masa ini, akan muncul pikiran-pikiran tentang kepergian orang lain, rasa marah, rasa sedih, menyangkal keadaan, menghindari beraktivitas. Contohnya, melihat foto orang terkasih yang pergi, mengingat kembali kenangan bersama mereka.

Restoration-oriented

Restoration-oriented merupakan proses yang membuat kita berusaha untuk melalui perubahan yang terjadi di dalam hidup setelah kepergian seseorang atau hal yang kita anggap berharga. Pada masa ini, kita dapat melakukan kegiatan kita sehari-hari, seperti bertemu dengan teman, menjalin hubungan baru, atau menyibukkan diri dengan bekerja.

Proses ini memperlihatkan bahwa selama berusaha menerima duka, seperti pendulum, prosesnya silih berganti, antara loss-oriented dan restoration-oriented disebut juga sebagai Oscillation. Bisa saja kita sedih dan mengingat kembali seseorang yang telah pergi, kemudian satu jam kemudian, kita melakukan kegiatan sehari-hari, misalnya berolahraga. Lalu, di sore hari, tiba-tiba teringat kembali sosoknya karena melewati tempat kenangan. Setelahnya, di malam hari, bisa jadi kita senang karena mendapat hadiah dari kawan.

Berdasarkan proses yang telah kita pahami, kita bisa lihat bahwa ternyata menerima kenyataan akan kepergian seseorang atau hal yang berharga bagi kita itu adalah sebuah proses. Sehingga, akan sangat wajar bila kita tiba-tiba teringat orang tersebut, lalu merasa sedih kembali. Namun di sisi lain, kita juga bisa menjalani kegiatan kita sehari-hari di dalam proses berduka ini.

Nikmati proses berduka tanpa menghakimi diri. Mari berbelas kasih kepada diri. Carilah hal-hal atau kegiatan yang dapat membantu kita dalam proses berduka ini. Berilah waktu kepada diri kita untuk berduka. 

Referensi:

N. N. (2017). The Dual Process Model. Funeral Guide. Retrieved: https://www.funeralguide.co.uk/help-resources/bereavement-support/the-grieving-process/the-dual-process-model

N. N. (2019). Grief, Loss, and Bereavement. Good Therapy. Retrieved: https://www.goodtherapy.org/learn-about-therapy/issues/grief

Penulis: Sekar Aulia Winesa

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?