Gaslighting, How Does It Work?

person holding white dandelion flower

Saya merasa orang tua saya benar dan saya yang salah.” – MKI, Wanita, 18 Tahun

Apakah kamu pernah merasa seperti omongan orang lain itu benar dan kamu yang salah? Merasa apa yang kamu ingat atau yakini itu salah dan hanya dia yang benar? Kemudian akhirnya kamu merasa lama-lama seperti gila karena semua yang kamu ketahui itu salah? Kalau jawaban kamu semuanya iya, bisa jadi kamu sedang menjadi korban gaslighting nih. Waduh, gaslighting? Apa tuh?

Gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi muncul dalam suatu hubungan yang abusive sehingga membuat korban mempertanyakan ingatan dan realitanya sendiri. Oleh karena itu, gaslighting termasuk ke dalam bentuk kekerasan emosional yang sudah pernah MentalHealing.id bahas sebelumnya. Korban dari gaslighting biasanya terus-menerus diberikan informasi palsu yang membuat mereka mempertanyakan kebenaran. Walau biasanya gaslighting lebih sering ditemukan di hubungan romantis antarpasangan, baik yang sudah menikah maupun belum, gaslighting juga bisa terjadi di hubungan pertemanan ataupun hubungan keluarga.

Cara Kerja Gaslighting

Pelaku gaslighting membuat korban mempertanyakan berbagai hal sehingga ia menjadi ragu akan dirinya sendiri. Biasanya dimulai dengan kebohongan kecil, kemudian tumbuh terus menjadi kebohongan besar, bahkan jika korban mempertanyakan kebenarannya, pelaku akan menuduh korban berbohong. Selain ini, gaslighting juga memiliki taktik lain seperti:

  • Mendiskreditkan Korban

Pelaku akan menyebarkan gosip atau rumor buruk tentang korban, seperti “Pacarku lebay”, “Dia aneh deh,” dan semacamnya ke orang lain, sedangkan kepada korban, ia juga akan mengabari bahwa orang-orang membicarakan buruk tentangnya. 

Selain itu, pelaku juga tidak mengakui perasaan korban ketika tersakiti. Pelaku akan beralasan bahwa korban hanya terlalu sensitif sehingga membuat korban merasa perasaannya tidak tervalidasi dan merasa bahwa ialah yang salah.

  • Mengalihkan Topik

Biasanya ketika korban berusaha untuk membahas perilaku pelaku, pelaku akan mengalihkan topik dan membuat korban lupa akan niatan awal. Hal ini bisa menyebabkan korban merasa bahwa topik yang ingin ditanyakan menjadi tidak penting.

  • Memindahkan Kesalahan

Ketika sedang bertengkar atau terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan, pelaku akan beralasan sedemikian rupa hingga akhirnya kesalahan ‘ada’ di korban meskipun nyatanya pelaku yang salah. Biasanya mereka akan bilang kalimat seperti “Aku kayak gini ya karena kamu”, “Coba kamu gak berubah, aku gak bakal kayak gini!”, “Semua ini karena kamu!” dan sebagainya.

  • Tidak Mengakui Kesalahan

Selain memindahkan kesalahan ke korban, pelaku juga tidak akan mengakui kesalahan mereka. Hal ini dilakukan karena pelaku tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah diperbuat. Hal ini dapat membuat korban merasa tidak didengar, tidak dilihat, dan tidak penting.

  • Menggunakan Rasa Sayang Sebagai Senjata

Terkadang, pelaku menggunakan kasih sayangnya sebagai senjata untuk ‘menyerang’ korban. Menyerang disini maksudnya adalah untuk menenangkan dan menghilangkan kecurigaan korban. Dengan demikian, pelaku akan bebas dari kesalahannya dan korban merasa bahwa pelaku masih sayang dengannya. Biasanya kalimat yang digunakan oleh pelaku adalah “Aku gini karena aku sayang sama kamu”, “Ini tuh buat kebaikan kamu”, atau “Aku gak mungkin nyakitin kamu.” 

Selain untuk bebas dari masalah, kadang pelaku menggunakan taktik ini untuk tetap mempertahankan korban disisinya.

  • Menulis Ulang ‘Sejarah’

Sebagai orang yang dominan dalam suatu hubungan, pelaku akan menceritakan kejadian lama sesuai dengan keinginannya, menutupi kejadian yang sebenarnya. Perbuatan ini menyebabkan korban meragukan ingatan mereka sendiri. Dan keraguan yang kamu alami ini adalah tujuan utama dari pelaku menulis ulang ‘sejarah’.

Nah, karena sudah mengetahui taktik yang digunakan oleh para pelaku gaslighting, kamu tentu bisa jadi lebih waspada dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Jika pelaku mendiskreditkan atau menyalahkan kamu, jangan takut untuk menyanggah. Jangan takut untuk membela diri kamu sendiri. Prioritasmu harus kesehatan kamu sendiri, jangan biarkan pelaku membuat kamu merendahkan dan menyepelekan diri sendiri. Jika kamu masih bimbang atau tidak yakin harus bagaimana dan mungkin membutuhkan konseling, kamu bisa mencoba konseling dengan tenaga kesehatan mental profesional di MentalHealing.id, loh. Semangat ya! Ingat kamu itu penting dan berharga.

Penulis: Adibah Hana Widjaya

SUMBER

Sherri Gordon. “What Is Gaslighting?” diakses pada tanggal 6 Agustus 2021.

Psychology Today. “Gaslighting” diakses pada tanggal 4 Agustus 2021.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?