Etika Berempati pada Orang yang Sedang Berduka

two wooden dummy hugging figures

Siapa yang tidak bersedih ketika seseorang yang sangat disayang telah berpulang kepada Yang Maha Esa? Tentu Teman Healing juga tentu mengerti bahwa siapa saja yang ditinggalkan oleh orang terdekat dan terkasih akan mengalami perasaan sedih yang mendalam. Selain itu, meskipun  kita sendiri mungkin belum pernah mengalami perasaan sedih karena ditinggal oleh orang terkasih tersebut, kita tentu bisa mengerti bahwa orang yang ditinggal oleh orang terkasihnya akan merasakan sedih yang mendalam.

Perasaan sedih ini akan semakin menjadi kalau yang meninggalkan kita adalah significant other kita. Significant other merupakan istilah yang berarti sosok yang berpengaruh dalam kehidupan kita, salah satunya dalam aspek self-image dan proses sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti ayah, ibu, pasangan, dan sosok yang lainnya. Maka kehilangan significant other juga dapat menjadi salah satu penyebab stress pada kehidupan seseorang. Ketika individu mengalami perasaan kehilangan karena ditinggalkan oleh significant other-nya, maka hal tersebut dapat menjadi salah satu “live-changing event” yang kemudian menyebabkan stress pada individu yang ditinggalkan tersebut. 

Jika dibayangkan, bagaimanapun kehilangan orang yang terkasih sangat menyedihkan. Namun terkadang perasaan sedih tersebut tidak dapat dipahami oleh orang lain yang tidak mengalami kehilangan tersebut. Sehingga terkadang terdapat orang-orang yang belum bisa bertindak dengan etika yang sesuai ketika mendapatkan kabar duka dari kerabat maupun rekannya yang telah ditinggalkan oleh orang terkasih mereka. 

Nah, disini kami akan berikan kiat-kiat bagi Teman Healing terkait bagaimana sebaiknya kita bersikap ketika teman atau kerabat kita sedang berduka.

  1. Understand the grieving process

Dengan kita mengetahui proses ketika seseorang sedang berduka, kita akan menjadi lebih mengerti bagaimana harus bersikap untuk menolong rekan kita. Dalam prosesnya, orang yang sedang berduka akan melibatkan emosi yang ekstrem pada dirinya bersebab kehilangan yang dialaminya tersebut. Maka, dengan mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi ketika seseorang sedang berduka, akan membuat kita mengerti bagaimana harus bersikap untuk membantu orang tersebut.

  1. Ask how they feel

Perasaan serta emosi pada orang yang sedang berduka bisa berubah-ubah tidak menentu, sehingga emosinya tidak stabil. Coba tanyakan pada rekan yang sedang berduka tentang bagaimana perasaan mereka pada waktu itu. Kemudian jika memiliki pengalaman kehilangan yang mirip, Teman Healing dapat berbagi perasaan yang sama, contohnya dengan berkata; “Iya, aku mengerti..pasti sangat berat, ya?”. 

Namun tentu utamakan rekan Teman Healing terlebih dahulu untuk mengekspresikan emosinya, dan kita juga harus aktif mendengarkan.

  1. Offer Practical Assistance 

Sulit bagi orang yang sedang berduka untuk meminta bantuan, mereka mungkin merasa bersalah atau takut menjadi beban bagi orang lain. Orang yang berduka mungkin tidak memiliki energi atau motivasi untuk menelepon seseorang saat mereka membutuhkan sesuatu, jadi alih-alih mengatakan, “Beri tahu saya jika ada yang bisa saya lakukan,” buat mereka lebih mudah dengan memberikan saran khusus. Teman healing bisa mengatakan, “Saya akan pergi ke pasar sore ini. Apa yang bisa saya bawakan dari sana?” atau “Saya sudah membuat sup daging sapi untuk makan malam. Kapan saya bisa datang dan membawakan Kamu ini?”Jika Teman Healing mampu, cobalah untuk konsisten dalam menawarkan bantuan. Orang yang berduka akan tahu bahwa Teman Healing akan berada disana selama yang diperlukan dan dapat mengharapkan perhatian Teman Healing tanpa harus melakukan upaya tambahan untuk meminta lagi dan lagi. Ada banyak cara praktis untuk membantu orang yang berduka. Teman Healing dapat menawarkan orang yang berduka untuk:

  • Berbelanja bahan makanan untuk orang yang berduka.
  • Membantu pengaturan pemakaman.
  • Bantuan dengan formulir atau tagihan asuransi.
  1. Provide Ongoing Support 

Orang yang berduka akan terus berduka lama setelah pemakaman selesai. Lamanya proses berduka bervariasi dari orang ke orang, tetapi seringkali berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan kebanyakan orang. Teman atau anggota keluarga Teman Healing yang berduka mungkin membutuhkan dukungan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Lanjutkan dukungan Teman Healing dalam jangka panjang. Tetap berhubungan dengan orang yang berduka, serta tawarkan dukungan ekstra pada hari-hari khusus. Waktu dan hari tertentu dalam setahun akan sangat sulit bagi teman atau anggota keluarga Teman Healing yang berduka. Liburan, tonggak sejarah keluarga, ulang tahun, dan hari jadi sering membangkitkan kembali kesedihan. Bersikaplah sensitif pada kesempatan ini. Biarkan orang yang berduka tahu bahwa Teman Healing ada untuk apa pun yang mereka butuhkan.

  1. Watch Out For Warning Signs of Depression 

Orang yang berduka yang merasa tertekan, bingung, terputus dari orang lain, atau seperti menjadi gila adalah suatu reaksi yang sangat umum. Tetapi jika gejala orang yang berduka tidak berangsur-angsur mulai memudar—atau semakin memburuk seiring berjalannya waktu—ini mungkin merupakan tanda bahwa kesedihan yang normal telah berkembang menjadi masalah yang lebih serius, seperti depresi klinis. Teman Healing dapat mendorong orang yang berduka untuk mencari bantuan profesional jika Teman Healing mengamati salah satu dari tanda-tanda peringatan berikut setelah masa berduka awal—terutama jika sudah lebih dari dua bulan sejak kematian:

  • Kesulitan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.
  • Fokus ekstrim pada kematian.
  • Kepahitan, kemarahan, atau rasa bersalah yang berlebihan.
  • Mengabaikan kebersihan pribadi.
  • Alkohol atau penyalahgunaan obat.
  • Ketidakmampuan untuk menikmati hidup.
  • Halusinasi.
  • Menarik diri dari orang lain.
  • Perasaan putus asa yang konstan.
  • Berbicara tentang kematian atau bunuh diri.

Mungkin sulit untuk menyampaikan kekhawatiran Teman Healing kepada orang yang berduka karena Teman Healing tidak ingin dianggap invasif. Alih-alih memberi tahu orang itu apa yang harus dilakukan, cobalah menyatakan perasaan Teman Healing sendiri, misalnya seperti: “Saya merasa khawatir pada kondisi kamu yang tidak bisa tidur belakangan ini, mungkin kamu harus mencari bantuan.”

Penulis: Labibah Huwaida & Putri A.

Referensi: 

Myers, D. (2010). Psychology ninth edition in Modules. USA : Worth Publishers.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?