BPD (Borderline Personality Disorder)

man in brown shirt covering his face

“Aku ga ngerti kenapa mood aku sering banget berubah dan menurutku itu sudah ke level yang bahaya. Karena itu aku ngerasa bersalah sama diri aku sendiri dan terkadang kalo rasa bersalah aku makin tinggi ga jarang juga aku melakukan self harm buat bikin aku lebih tenang.” — DH, 18 tahun 

“Mood saya selalu berubah2. Kadang senang dan hiperaktif , tidur susah, bawaannya pengen jalan dan kalo bawa kendaraan selalu ngebut, pokoknya euforia.” — MKI, Wanita, 18 Tahun

Pernah gak sih kalian merasa emosi kalian tidak stabil dan selalu berubah? Bahkan emosi tersebut sudah ke level yang berbahaya seperti merasa bersalah sama diri sendiri, bahkan sampai melukai diri dengan melakukan self harm. Tahukah kalian bahwa itu merupakan salah satu tanda dan gejala dari BPD? Apa itu BPD?

Borderline Personality Disorder (BPD) atau Gangguan Kepribadian Ambang adalah sebuah pola kepribadian yang ditandai oleh ketidakstabilan hubungan dengan orang lain, citra diri, afek-afek, dan ditandai oleh adanya impulsivitas. 

BPD sering dimulai pada masa remaja atau dewasa awal. Ini mempengaruhi sekitar 1,6 persen orang dewasa AS, menurut NIMH, meskipun perkiraan lain menempatkan prevalensi mendekati 6 persen.

Ketidakstabilan dalam hubungan, emosi, dan konsep diri, dan takut ditinggalkan merupakan beberapa tanda dari BPD. Orang-orang dengan BPD berpegang teguh pada orang-orang yang dekat dengan mereka, mendambakan kepastian dan validasi, dan kecewa dengan perubahan yang tampaknya kecil. Turbulensi dalam emosi dan konsep diri dapat melibatkan ledakan kemarahan, perubahan suasana hati yang parah, keputusasaan, paranoid, menyakiti diri sendiri, dan bunuh diri; 10 persen dari mereka dengan kondisi tersebut meninggal karena bunuh diri. 

Seseorang yang memiliki BPD biasanya mengalami beberapa gejala sebagaimana ditentukan oleh profesional kesehatan mental per DSM-5, seperti:

  • Upaya untuk menghindari pengabaian yang nyata atau yang dibayangkan, seperti memulai hubungan intim dengan cepat (fisik atau emosional) hubungan atau memutuskan komunikasi dengan seseorang di antisipasi ditinggalkan. 
  • Pola hubungan yang tidak stabil dan intens dengan keluarga, teman, dan orang yang dicintai sering berayun dari kedekatan dan cinta (idealisasi) yang ekstrem ke ketidaksukaan yang ekstrem atau kemarahan (devaluasi).
  • Gangguan identitas: citra diri atau perasaan diri yang tidak stabil secara nyata dan terus-menerus.
  • Perilaku impulsif dan sering berbahaya, seperti menghabiskan uang, seks yang tidak aman, penyalahgunaan zat, mengemudi sembrono, dan pesta makan. 

Harap diingat bahwa perilaku ini terjadi terutama pada saat suasana hati atau energi meningkat, mereka mungkin menunjukkan gangguan mood, daripada gangguan kepribadian ambang.

  • Perilaku atau ancaman bunuh diri yang berulang, atau perilaku melukai diri sendiri.
  • Ketidakstabilan suasana hati (disforia, lekas marah, atau kecemasan) dalam waktu yang  berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari.
  • Kemarahan yang tidak lazim, intens, atau kesulitan mengendalikan amarah.
  • Kesulitan mempercayai yang terkadang disertai dengan ketakutan irasional terhadap orang lain. 
  • Perasaan disosiasi, seperti perasaan terputus dari diri sendiri, melamun saat tengah melakukan aktivitas, atau perasaan tidak nyata. 

Tidak semua penderita BPD mengalami seluruh gejala tersebut. Sebagian hanya mengalami beberapa gejala. Tingkat keparahan, frekuensi, serta durasi terjadinya gejala pada setiap penderita berbeda-beda, tergantung dari kondisi gangguan yang dialami.

How Do I Know If I Have Borderline Personality Disorder?

Seorang petugas kesehatan mental berlisensi—seperti psikiater, psikolog, atau klinisi pekerja sosial—berpengalaman dalam mendiagnosis dan mengobati gangguan mental dapat mendiagnosis gangguan kepribadian ambang, berdasarkan wawancara menyeluruh dan diskusi tentang gejala. Pemeriksaan medis yang cermat dan menyeluruh juga dapat membantu melihat kemungkinan lain penyebab gejala. Petugas kesehatan mental mungkin akan bertanya tentang gejala, pribadi, dan riwayat medis pasien dan keluarga, termasuk riwayat gangguan mental. Informasi ini dapat membantu menentukan pengobatan terbaik.

Jadi, dengan kita berusaha selalu optimis menjalani kehidupan dan tidak takut menghadapi kegagalan bisa menjadi salah cara agar kita tidak mengalami gangguan  kepribadian. Jika kamu mengalami masalah, coba menceritakannya  kepada orang terdekat dan tidak memendamnya sendiri karena bisa mengakibatkan stres dan menjadi tertekan.

Penulis: Rahma Salati Urfa

Referensi : 

National Institute of Mental Health. “Borderline Personality Disorder”, (Online), (https://www.nimh.nih.gov/health/publications/borderline-personality-disorder/borderlinepersonalitydis-508-qf-17-4928_156499.pdf, diakses 20 Juli 2021).

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?