Dilema Passion dan Pilihan Orang Tua

“Aku lebih suka bidang seni dan bahasa, seperti bercerita, membuat cerpen dan menggambar. Tapi orang tua pengen aku daftar jurusan D3 kebidanan. Ada 2 sisi di diri aku yang pro kontra, pro-nya aku ngerasa pasti jadi orang yang sangat membantu banyak orang dengan profesi ini kedepannya, tapi kontranya mentalku gak sanggup disini. Kalau aku berhenti kasian orang tua. Hingga saat ini aku ngerasa belum bisa kasih yang terbaik, nilaiku pas-pasan dan skillku biasa aja. Aku sangat dilema menghadapi ini.”- F, Wanita 19 tahun.

Pernah ga kalian dilema menentukan pendidikan lanjut? Berbeda pendapat dengan orang tua? Setiap anak pasti pernah mengalami pro dan kontra dengan orang tua apalagi perihal cita-cita. Semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Namun, seringkali keduanya tidak memberi kebebasan bagi anak untuk mengambil keputusan sendiri. Orang tua akan mengarahkan anak untuk melakukan sesuatu yang “sudah pasti ada hasilnya” dan biasanya bertentangan dengan passion anak. Dilema banget ya, berada di posisi ini. Satu sisi anak ingin enjoy melakukan apa yang ia mau dan di sisi lain anak berkewajiban mematuhi perintah orang tua. Anak yang berada pada posisi ini akan cenderung mengikuti kemauan orang tua karena ingin berbakti dan membahagiakan keduanya. Sebelum itu, sudah tau belum apa itu passion? Yuk, kenalan dulu!

Dilansir dari artikel sehatq.com, passion adalah kecenderungan atau keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dia suka atau dianggap penting untuk dilakukan. Jadi, passion ini tumbuh dari dalam diri individu sebagai motivasi dan emosi yang kuat guna mencapai kesuksesan. Menurut Profesor J. Vallerand, ada dua tipe passion yang berbeda dari dampak yang ditimbulkan. Berikut kedua passion tersebut.

  1. Passion harmoni, yaitu tipe passion yang positif. Seseorang melakukan sesuatu dengan dasar kesenangan dankecintaan,  terhadap sesuatu. Jika, kita melakukan pekerjaan karena passion harmoni ini, maka jarang terjadi konflik, tidak mudah bosan, pekerjaan selesai tepat waktu dan terus merasa enjoy. Hal ini terjadi karena kegiatan yang kita lakukan sesuai dengan nilai-nilai yang berada dalam diri kita.
  2. Passion obsesi, yaitu dorongan eksternal yang dijadikan dasar melakukan pekerjaan. Seseorang yang terobsesi cenderung tidak memikirkan nilai-nilai dalam dirinya sehingga seperti ada paksaan untuk melakukan pekerjaan. Seseorang tidak enjoy dengan kegiatannya dan intoleran dengan sesuatu yang bertentangan dengan passion-nya. Misalnya, harus mendapatkan pekerjaan kantoran untuk membahagiakan orang tua.

Lantas, apa yang dapat kita lakukan jika kita sudah mengenali passion kita? Bagaimana cara kita meyakinkan orang tua terhadap keputusan yang akan kita ambil? Ini beberapa cara yang dapat kita lakukan.

  1. Meyakinkan diri sendiri

Sebelum mengutarakan keinginan kita, yakinkan diri kita dengan pilihan yang akan kita buat. Ikuti kegiatan atau lomba yang memang menjadi passion kita dan buktikan bahwa kita dapat menjadi terbaik di bidang tersebut. Ingat! Penyesalan selalu datang di akhir. Sebelum itu datang, pertimbangkan matang-matang keputusan tersebut.

  1. Menyampaikan keinginan

Nah, mulai sampaikan keinginan kita kepada orang tua kita. Tunjukkan bukti-bukti yang meyakinkan, misalkan sertifikat yang relate dengan passion kita. Selain itu, kita dapat melakukan usaha yang unik, yaitu presentasi. Siapkan ppt semenarik mungkin, utarakan keinginan kita dan yakinkan tujuan, baik, serta buruk pilihan kita. Sehingga, orang tua dapat mempertimbangkan keinginan kita. 

  1. Menunjukkan passion 

Jika orang tua masih ragu dengan passion yang kita punya, tunjukkan kemampuan tersebut di depan keduanya. Misal, kita punya passion make up, kita bisa mencoba dengan merias diri kita sendiri saat akan pergi ke acara nikahan. Orang tua kita akan melihat sesuatu yang berbeda dari kita dan mungkin akan sadar bahwa anaknya memiliki passion tersebut.

  1. Mencoba melakukan keduanya

Mungkin akan sulit, tetapi jika orang tua tetap kekeh ingin kita menjadi apa yang keduanya inginkan, maka kita perlu mengambil jalan tengahnya dengan melakukan keduanya. Pilihan orang tua cenderung baik untuk anaknya. Nah, disela-sela kita melakukan kegiatan ‘pilihan orang tua’, kita dapat mengeksplorasi diri dengan passion yang kita punya. Cukup menguras energi sih, tetapi jika memang itu adalah passion kita, kita akan tetap senang melakukannya. Misalnya, kita kuliah di jurusan teknik, tetapi passion kita berwirausaha. Kita bisa melakukan keduanya, kuliah jurusan teknik dan membuka online shop. Keren kan, hehe.

  1. Buktikan kepada orang tua bahwa kita bisa

Ketika keinginan kita bertentangan dengan keinginan orang tua, bukan berarti keiginan itu salah ya. Kamu bisa mengejar cita-cita itu dengan sungguh-sungguh dan buktikan kepada orang tua bahwa kita bisa melakukan itu dan berhasil dengan cara kita sendiri. Awalnya memang akan ditentang, tetapi jika kita terus membuktikan dan sukses dengan pilihan tersebut, orang tua pasti akan senang dan akhirnya bisa mendukung kita. Semangat.

Gimana teman-teman? Beberapa cara di atas dapat dijadikan solusi bagi yang sedang dilema passion dan pilihan orang tua, kan. Perbedaan pendapat bukan akhir segalanya. Adanya perbedaan membuat kita belajar skill baru, yaitu negosiasi. Jangan menyerah dengan perbedaan, pasti ada jalan tengah menuju perdamaian. Selamat berjuang. 

Penulis : Winda Kusuma Ayu

Referensi

https://www.popbela.com/career/working-life/dinalathifa/ikut-kata-orang-tua-atau-kejar-passion/7

https://www.sehatq.com/artikel/apa-itu-passion-ini-penjelasan-dan-cara-menemukannya

https://rencanamu.id/post/sudut-pandang/passion-atau-orang-tua-harus-pilih-yang-mana-ya

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?