Antara Panic Attack dan Panic Disorder

“Aku ketakutan sekali. Badanku gemetar, lemas, keringat dingin, dan sampai di puncak panik aku merasa mual”. -FD, Wanita 22 Tahun.

Pernah gak kamu merasakan takut yang amat sangat atau pun rasa cemas yang tidak kunjung selesai sampai mengganggu aktivitas, Teman-teman?

Keadaan ini terkadang timbul bersamaan dengan gejala fisik, seperti jantung berdebar, mual, perut terasa sakit, pusing, merasa takut kehilangan kendali dan lain-lain. Jika pernah, mungkin kamu sedang mengalami serangan panik atau bisa juga merupakan gejala dari gangguan panik. Eitss, tentunya serangan panik dan gangguan panik merupakan dua hal yang berbeda ya Teman-teman. Lalu, apakah bahaya? Kira-kira bagaimana ya, cara mengatasinya?

Serupa tapi tak sama, inilah perbedaan antara panic attack dan panic disorder

1. Definisi

Panic attack atau serangan panik merupakan perasaan takut yang datang secara tiba-tiba tanpa adanya penyebab yang jelas dengan beberapa gejala fisik yang datang secara bersamaan. Panic attack dapat terjadi pada siapa saja bahkan pada orang yang tidak memiliki gangguan mental. Sedangkan, panic disorder merupakan jenis dari gangguan kecemasan yang ditandai dengan gejala serangan panik secara tiba-tiba, di mana saja dan kapan saja, serta terjadi secara berulang dengan waktu yang relatif singkat.

2. Penyebab

Panic attack muncul tanpa ada penyebab yang jelas. Biasanya, hal ini terjadi selama 10 menit atau lebih. Sedangkan, penyebab dari ​panic disorder biasanya bersifat kompleks, seperti kejadian traumatis di masa lalu, stres yang berkepanjangan, kecemasan terhadap sesuatu, tidak seimbangnya zat kimia yang terdapat di sistem saraf pusat, dan lain sebagainya.

3. Gejala yang ditimbulkan

Panic attack dan panic disorder dapat menimbulkan gejala yang hampir sama, yaitu sesak napas, jantung berdebar, nyeri dada, badan gemetar, pusing, mual, dan terkadang beberapa orang juga mengalami depersonalisasi atau derealisasi. Letak Perbedaanya terdapat pada lamanya waktu panik dan berapa kali rasa panik itu muncul. Jika pada panic attack, seseorang akan mengalami serangan panik, tanpa adanya serangan panik susulan dalam kurun waktu yang lama. Sedangkan panic disorder, seseorang akan mengalami serangan panik secara intens dan dalam kurun waktu yang lama. Gejala keduanya sama-sama menimbulkan rasa takut yang luar biasa seolah akan mati dan kehilangan kendali terhadap diri sendiri.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa panik

1.  Kenali dirimu dan panic attack

Seseorang yang mampu memahami diri, pada dasarnya adalah diri kita sendiri. kamu dapat menganalisa bagaimana kondisi saat serangan panik datang. Melalui hal tersebut, kamu menjadi lebih bisa mengantisipasi agar perasaan panik yang kamu alami dapat terkendali. Selain itu, kamu juga dapat mempelajari tentang panic attack, serta respon fight or flight dan gejala-gejala lain yang ditimbulkan.

2. Berpikir positif dan berikan afirmasi pada diri sendiri

Berpikir positif yang dimaksud di sini kamu dapat melatih pola pikir yang terbentuk. Usahakan saat serangan panik datang, mulailah berpikir positif dan rasional dengan ditambah afirmasi positif dari dirimu sendiri, seperti “aku mampu menghadapinya”.

3. Mempelajari relaksasi Pernapasan

Saat terjadi serangan panik, biasanya napas akan menjadi lebih cepat. Ambil waktu sejenak untuk mengendalikan pikiranmu dan atur tempo nafasmu untuk menenangkan diri. Jika kamu memiliki banyak waktu luang, kamu bisa melakukan meditasi secara rutin untuk mengontrol emosi dan pernapasanmu.

4. Mindfulness dan menerima diri

Saat serangan panik, kamu bisa berlatih untuk dapat membawa perhatian penuh terhadap apa pun yang dapat dilakukan pada saat itu. Pada tahap ini juga, kamu mulai dapat berlatih untuk sadar dan menerima dirimu bahwa saat ini kamu dalam keadaan panik.

5. Kurangi merokok, serta minuman yang mengandung alkohol dan kafein 

Jika kamu sering mengalami serangan panik, berhati-hatilah dengan rokok, alkohol, dan kafein. karena ketiga kandungan tersebut dapat memicu serangan panik pada orang-orang yang rentan. 

6. Melakukan aktivitas Fisik

Saat serangan panik terjadi, biasanya kita akan merasa takut jika ingin melakukan sesuatu. Namun, dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga akan membantu kita untuk mengurangi kadar panik yang kita hadapi. Hal ini dikarenakan olahraga dapat menekan rasa stress yang ada pada diri kita. 

7. Catat tingkat ketakutanmu

Kamu dapat mencatat tingkat ketakutanmu pada sebuah buku atau pun media yang lain. Hal ini digunakan agar kamu dapat mengetahui bagaimana cara menghadapinya di kemudian hari jika kamu mengalami hal serupa. Selain itu, dengan kamu mencatat segala ketakutanmu, akan membuat dirimu jauh merasa lebih baik karena telah meluapkan segalanya dalam catatan tersebut.

Nah, itu semua merupakan perbedaan ​panic attack dan panic disorder, juga cara yang dapat kamu lakukan sendiri untuk menyelesaikannya. Hal tersebut merupakan gambaran secara umum untuk Teman-teman. Jika kamu merasakan hal yang sama atau pun dengan intensitas yang lebih berat, jangan segan untuk berkonsultasi langsung ke ahlinya. Jangan sampai ​self diagnose ya, karena akan berdampak tidak baik pada mental kita. 

Penulis : Olivia Sekar Ningrum

Referensi : 

https://www.webmd.com/anxiety-panic/ss/slideshow-ways-to-stop-panic-attack

Yaunin Yaslinda. 2012. Gangguan Panik dengan Agorafobia. Majalah Kedokteran Andalas. http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/view/130. Vol.36. 21 Maret 2021

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?