
Kapan terakhir kali kamu mengagumi wajah, tubuh, dan segala hal fisik kamu di depan cermin? Apakah kamu tampak puas dan menyayangi tubuhmu atau malah benci melihat tubuhmu sendiri? Nah, teman, pasti di antara kalian juga sudah tidak asing dengan istilah body shaming. Pertanyaan tadi mungkin akan membantu merefleksikan diri kamu dan membuatmu memikirkan jawabannya. Sekarang, mari kita bahas tentang body shaming itu sendiri.
Sebelumnya, apa kamu ingat salah satu tokoh publik yang berkomentar tentang model Victoria’s Secret? Bagaimana menurutmu tentang komentar yang dilontarkan Michelle Halim terhadap VS Angels dan aktris lainnya?
Body shaming merupakan tindakan atau praktik menghina bentuk atau ukuran tubuh orang lain. Hal ini termasuk ke dalam suatu bentuk verbal–bullying yang dapat mengakibatkan trauma emosional, kemarahan, rasa malu, ketidakpercayaan diri, dan berpotensi menyebabkan gangguan dismorfik (obsesi berlebihan terhadap bagian kecil dari tubuh) bagi orang lain. Body shaming bisa terlontar dari orang yang tidak kita kenal, orang terdekat, bahkan dari diri kita sendiri. Body shaming paling umum terbentuk ketika bentuk tubuh seseorang dianggap tidak sesuai dengan standar atau konstruksi sosial yang dibangun masyarakat. Seperti yang kita tahu bahwa masyarakat menerapkan standar bahwa mereka yang cantik atau tampan adalah mereka yang memiliki bentuk tubuh ideal; misalnya tidak kelebihan bobot, tidak terlalu kurus, berotot, ramping, dan lain-lain.
Body shaming memiliki wujud seperti:
1. Mengkritik penampilan sendiri
2. Mengkritik penampilan orang lain di depan mereka
3. Mengkritik penampilan orang lain tanpa sepengetahuan mereka
Sedangkan ciri-ciri body shaming di antaranya:
1. Membanding-bandingkan bentuk tubuh
Membanding-bandingkan sesuatu tentu bukan hal baik. Orang yang senang membanding-bandingkan tubuh orang lain biasanya menganggap bahwa tubuhnya lebih baik dari orang lain, atau menganggap bahwa diri sendiri kurang ideal di antara yang lainnya. Selain menyinggung orang lain, hal ini dapat membuat kepercayaan diri sendiri menurun.
2. Memaksakan standar diri sendiri pada orang lain
Kita boleh kok punya standar sendiri terhadap bentuk tubuh masing-masing. Tapi, setiap orang juga berhak memilih untuk menerapkan standar tersebut atau tidak, bahkan dapat memilih untuk tidak memiliki standar sama sekali. Kita sangat perlu menghargai hal tersebut. Memaksakan standar kita pada orang lain tentang tubuh tentu saja termasuk ke dalam body shaming!
3. Menyindir dengan ironi
Jika kamu pernah mendengar kalimat-kalimat ini: “Habisnya kamu pendek, sih, jadi tidak terlihat”, “Lenganmu ini lengan atau sumpit? Kurus sekali!”, “Kamu bisa memenuhi 2 kursi sekaligus dengan tubuhmu.” tentu saja ini termasuk body shaming. Hal ini termasuk ke dalam komentar bentuk tubuh seseorang secara langsung.
Sebenarnya, masih banyak ciri-ciri body shaming lainnya yang menyangkut pencelaan bentuk tubuh seseorang secara negatif. Kamu perlu mengetahui bahwa setiap orang terlahir dengan perbedaan, dan hal tersebutlah yang membuat semua orang tak ada yang sempurna. Semua orang tampak baik dengan bentuk tubuhnya masing-masing.
Penulis: Laurentia Stella Vania
Sumber:
ANAD. https://anad.org/get-informed/body-image/body-image-articles/body-shaming/ (diakses 25 Juli 2021)
Schluger, Alice. Pyschologytoday. 2021. Words Have Weight: The Many Forms of Body-Shaming. https://www.psychologytoday.com/us/blog/words-wellness/202102/words-have-weight-the-many-forms-body-shaming (diakses 25 Juli 2021)
Pompaski, Jennifer. Kingingqueen. 2020. Five Types of Body Shaming You Didn’t Know You Were Committing. https://kingingqueen.com/types-of-body-shaming/ (diakses 26 Juli 2021)