TOXIC FRIENDSHIP

“ Aku sering gak enakan dan sulit menolak ajakan teman. Gimana sih cara mengakhiri toxic friendship? “ – SF, wanita 17 tahun. 

Toxic Friendship merupakan situasi lingkungan pertemanan seseorang yang tidak sehat sehingga berpotensi mengganggu kesehatan psikologis. Dalam hal ini, toxic friendship mampu membuat seseorang merasa stres, sedih, cemas, meragukan diri sendiri, merasa disalahgunakan, merasa tidak menjadi diri sendiri, hilang kepercayaan, hingga membuat individu selalu merasa dimanfaatkan karena terus melakukan giving.

Menurut dosen psikologi pendidikan dan perkembangan UNAIR, Dr. Primatia Yogi Wulandari, S.Psi., situasi tersebut harus secepat mungkin diatasi karena berpotensi besar mengganggu kebahagiaan dan kesehatan psikologis.

Saat pertama kali mendapatkan teman baru, kamu mungkin tidak memikirkan akan masa depan dan kemungkinan persahabatan tersebut akan berakhir. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pada akhirnya beberapa teman tidak akan ada lagi dalam hidup kamu. Orang-orang dapat berpisah karena berbagai alasan dan tidak setiap persahabatan dapat berjalan seumur hidup. Namun sama seperti semua hubungan, dalam persahabatan pun pasti akan mengalami saat-saat goyah. Tetapi jika terjadinya pertengkaran atau perasaan tidak enak yang kamu keluarkan sebanyak yang kamu berikan lebih sering maka persahabatan kamu bisa jadi tidak sehat, atau bahkan toxic

Menyadari bahwa kamu berada di tengah-tengah persahabatan yang toxic dengan langkah pertama untuk melepaskan diri kamu; proses yang menyakitkan namun perlu. “Seiring bertambahnya usia, penting untuk mengevaluasi persahabatan kamu. Jika ia tidak lagi kearah positif, inilah saatnya untuk menghilangkan toxic friend itu.” kata Kris Perelmutter, penulis Breakup Positive, mencatat bahwa seringkali ada rasa takut dan keengganan yang terlibat. 

Berikut ciri-ciri toxic friend yang perlu kamu ketahui : 

  1. Cemburu Berlebihan.

Persaingan sehat antar teman itu normal, dan bahkan bisa menjadi positif, memacu kamu untuk menjadi diri yang lebih baik di mana kamu bisa meningkat. Tetapi ketika itu melewati batas menjadi kecemburuan, termasuk persaingan agresif, peningkatan, dan upaya berlebihan untuk menyamakan kedudukan dengan mengurangi pencapaian kamu yang membuat segalanya menjadi kurang baik. 

  1. Membuat kamu merasa tidak aman.

Jika kamu selalu menjauh dari mereka dengan perasaan sedih pada diri sendiri, atau harus berbicara pada diri sendiri tentang mengapa orang itu adalah teman kamu, karena hal tersebut kamu kerap merasa cemas maka dengarkan naluri kamu dan mulailah mengambil langkah-langkah kecil mundur, menjauh dari skenario apapun yang mungkin menghubungkan kalian. 

  1. Tidak akan berhenti mengkritik kamu.

Toxic friend akan selalu menghakimi kamu, dengan hal itu dapat memengaruhi harga diri kamu. Selalu memberikan kritikan negatif ataupun sarkasme terhadap penampilan maupun perbuatan kamu serta berusaha memanipulasi keadaan agar mengikuti saran dan kemauannya.

  1. Selalu menjadi super dramatis.

Tentu saja, hidup selalu ada pasang surut. Wajar jika drama akan muncul tetapi lain kasus jika ia selalu memunculkan drama yang menarik kamu dengan orang-orang sekitar yang malah membuat masalah tak kunjung henti. 

  1. Terus mencoba mengubah kamu.

Bukannya menerima atau menegur ketika salah, toxic friend malah menyuruh kamu untuk mengubah diri sesuai dengan keinginannya. Ia tidak akan mau mengubah dirinya meskipun ia memiliki perilaku buruk atau melakukan sesuatu yang salah.

Saat terjebak dalam pertemanan toxic, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, di antaranya: 

  1. Berani katakan tidak.

Merasa tidak enak saat harus menolak permintaan teman sangat mungkin terjadi. Namun, sebaiknya pastikan bahwa teman toxic tidak bersikap semaunya dan berlebihan. Memutuskan untuk bertahan dengan teman toxic tidak masalah, tapi kamu harus mengetahui konsekuensi dan kemungkinan yang akan terjadi. Jika sudah merasa sangat berlebihan, cobalah untuk berani mengatakan tidak dan melawan apa yang dilakukan oleh teman toxic.

  1. Membuat batasan.

Sangat penting untuk membuat batasan jelas, terutama saat terjebak dalam pertemanan toxic. Hal ini berguna untuk melindungi diri sendiri. Saat berada di sekitar orang yang toxic, hal yang harus diutamakan adalah kesehatan mental dan kebahagiaan diri sendiri. Jangan sampai kamu mengorbankan kondisi kesehatan mental hanya untuk membuat senang teman toxic

  1. Akhiri pertemanan.

Jika kamu merasa sudah tidak bisa lagi mentoleransi masalah dalam hubungan pertemanan, jangan ragu untuk mengakhirinya. Perlu diingat, menjaga kesehatan mental dan kebahagiaan diri sendiri adalah hal yang lebih penting. Dengan begitu, kamu bisa lebih fokus dalam menjalani hidup dan aktivitas lainnya tanpa diganggu hubungan toxic.

  1. Fokus dengan diri sendiri.

Setelah kamu mengakhiri pertemanan yang toxic, luangkan waktu untuk berfokus pada diri sendiri. Karena kamu mengalami sesuatu yang menyakitkan dan sulit, jadi sangat masuk akal untuk membutuhkan waktu untuk sembuh.

“ Putus persahabatan bisa jadi sama menegangkan dan menguras emosi seperti mengakhiri hubungan romantis. Pasti butuh waktu dan bersikap baiklah pada diri sendiri. You deserve to be happy with your own way. Merasa sedih, frustrasi, atau marah adalah hal yang wajar. Jaga kesehatan mental kamu untuk memastikan bahwa akhir dari persahabatan tidak menimbulkan masalah bagi kamu dalam hal kesehatan fisik yang buruk atau menurunkan daya tahan terhadap stres. Sama seperti perceraian, putusnya persahabatan akan semakin mudah seiring berjalannya waktu. “ 

Penulis : Nilam Asfi Ciftaningrum. 

Referensi : 

https://www.oprahmag.com/life/relationships-love/a25919349/signs-of-toxic-friendship/

https://www.psychologytoday.com/intl/blog/complicated-love/201807/toxic-friendships

https://www.healthline.com/health/toxic-friendships

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?