Compassion Fatigue

man in gray long sleeve shirt

Apa kalian pernah merasakan kelelahan sehabis mendengar cerita atau pengalaman sedih dari teman kalian? Apa kalian tahu tentang compassion fatigue atau kelelahan belas kasih?

Apa itu Compassion Fatigue?

         Compassion fatigue atau kelelahan belas kasih adalah suatu kondisi di mana seseorang merasa kelelahan, merasa tertekan dalam segi emosional, fisik, dan spiritual pada orang lain. Singkatnya, hal ini adalah kondisi di mana seseorang mengalami ‘kelelahan psikis’. Kelelahan psikis ini banyak dialami oleh mereka yang profesinya sering bersinggungan dengan orang lain seperti konseling, bimbingan, dan mengasuh orang lain. Artinya, fenomena ini rentan dialami oleh para psikolog, terapis, dan pengasuh atau nanny. Tapi jangan salah, ketika kita sering bersinggungan dengan seseorang yang memiliki stress dan pengalaman traumatis, misal teman sebaya atau anggota keluarga, kita pun rentan dapat terkena fenomena ini.

         Kenapa, sih, psikis kita bisa lelah? Kelelahan ini muncul ketika kita menyerap stress traumatis dari orang-orang yang kita bantu. Bagi para psikolog, memahami gejala dan berempati kepada klien merupakan hal yang penting agar pengobatan dapat berjalan. Tapi dalam beberapa kasus, seringkali para psikolog terlalu ‘dalam’ masuk ke dalam trauma si klien. Jika kelelahan psikis ini pada akhirnya terjadi, tentu banyak dampak negatif yang akan mengganggu aktivitas kita, termasuk burnout. Bagi para awam, compassion fatigue rentan dialami oleh mereka yang sering dijadikan ‘tempat curhat’ oleh kerabat terdekat mereka seperti yang sudah disebutkan di atas.

Apa saja dampak dari Compassion Fatigue?

         Dampak yang paling sering muncul adalah burnout bagi para profesional. Akan tetapi, walaupun tampak serupa, sebenarnya burnout dan compassion fatigue adalah hal yang sama sekali berbeda. Dalam kondisinya, burnout biasanya muncul seiring waktu akibat respon terhadap stressor pekerjaan atau lingkungan. Sedangkan compassion fatigue, secara spesifik, dapat muncul secara tiba-tiba, sebuah konsekuensi dari merawat, mendengarkan, dan berempati kepada mereka yang menderita.

         Dampak lain dari compassion fatigue:

–        Kehilangan minat pada sesuatu yang disukai

–        Rasa percaya diri berkurang

–        Hilangnya produktivitas

–        Depresi, gugup, kelelahan

–        Ketidakmampuan untuk memisahkan kehidupan pribadi dan profesional.

Lalu bagaimana cara menangani Compassion Fatigue?

1. Olahraga dan istirahat yang cukup

         Ketika kamu merasa lelah, pasti istirahat adalah hal yang pertama kamu cari, ‘kan? Nah, jika kamu sudah merasa ada di tahap compassion fatigue, kamu juga perlu mengistirahatkan diri dari hal-hal yang memenuhi kepala. Istirahat tidak hanya dengan tidur yang cukup, tapi perlu diimbangi dengan olahraga. Kamu bisa mencoba latihan-latihan mindfulness seperti meditasi, yoga dan relaksasi. Jangan lupa diimbangi mengonsumsi makanan yang nutrisinya tercukupi.

2. Menetapkan batasan dalam percakapan yang sulit

         Jika kamu seorang teman, biasanya kamu juga harus selalu siap ‘pasang telinga’ untuk cerita-cerita yang dilontarkan temanmu. Namun, tidak semua hal harus kita telan, atau memang sepantasnya tidak kita telan mentah-mentah begitu saja. Jika kamu merasa kesulitan mengimbangi percakapan dan masuk terlalu dalam ke cerita traumatis seseorang, cobalah untuk jujur bahwa kamu merasa tidak nyaman dengan hal tersebut. Batasan ini diperlukan agar kamu tidak terlarut dan mengalami compassion fatigue.

3. Mengambil waktu untuk diri sendiri

         Jika kehilangan motivasi dan produktivitas setelah merasakan compassion fatigue, coba lah mengambil waktu untuk diri sendiri. Pisahkan kepentingan profesional dan pribadimu, dan coba nikmati waktu kesendirianmu dengan melakukan hal-hal yang kamu suka. Kamu juga bisa bermain dan menghabiskan waktu di alam untuk membantu mengurangi stress dan membawa kedamaian ke dalam diri kamu.

4. Menghubungi profesional lainnya

         Jika rasanya kamu tidak mampu bertahan sendiri, kamu bisa menghubungi teman yang kamu percaya dan para profesional untuk membantumu. Diskusi grup mungkin akan membantu kamu untuk berbagi masalah dan memecahkannya bersama. Pokoknya jangan ragu untuk meminta pertolongan, ya!

         Nah, ternyata kelelahan setelah mendengar cerita orang-orang itu memang ada istilahnya. Setelah mengenal compassion fatigue dan cara menanganinya, semoga kamu dapat lebih paham jika mengalami gejala yang berkaitan. Compassion fatigue bukanlah penghalang kita untuk terus berempati atas peristiwa yang menimpa orang lain. Tetaplah jadi orang baik yang siap memasang telinga untuk mereka, ya!

Penulis: Laurentia Stella Vania

Referensi:

Sutton, Jeremy. 2021. How to Prevent and Treat Compassion Fatigue. https://positivepsychology.com/compassion-fatigue-tests/ (Diakses tanggal 29 Agustus 2021) 

https://compassionfatigue.org/index.html (Diakses tanggal 29 Agustus 2021)

Boyle, Deborah A. 2011. Countering Compassion Fatigue: A Requisite Nursing Agenda. OJIN: The Online Journal of Issues in Nursing Article 

Clay, Rebecca A. 2020. Are You Experiencing Compassion Fatigue?. https://www.apa.org/topics/covid-19/compassion-fatigue (Diakses tanggal 29 Agustus 2021)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?