Cibiran: Motivasi Anti-mainstream untuk Mengembangkan Diri

“Aku pengen tanya, min, cara ngehadepin cibiran pedas dari orang lain itu gimana, sih?” —NFR, 14 tahun. 

Kehidupan menawarkan kita berbagai macam peristiwa. Entah itu sebuah tragedi yang meramu pilu dalam kalbu hingga membiru, atau kejadian yang mengukir kenangan manis berlapis-lapis dalam hati. Tentu kompilasi peristiwa tersebut tidak lepas dari manusia sebagai pelakunya. 

Tanpa kita sadari, semua orang—termasuk diri kita—mampu memberi pengaruh yang sangat besar di kehidupan orang lain. Misalnya saja, kita memarahi adik kita karena ia tidak mampu mengerjakan tugas matematika. Akibatnya, adik menangis dan tugasnya tak kunjung terselesaikan. Bahkan, mungkin, perasaan benci terhadap pelajaran matematika mulai timbul dalam dirinya. Sama halnya dengan cibiran orang lain terhadap diri kita. Perkataannya yang tidak enak tentu akan membuat diri kita menjadi down, lebih sering melihat kekurangan diri, dan yang paling parah, hal tersebut dapat memicu diri kita melakukan self-harm. Wah, sedalam itukah pengaruhnya? Ya, sedalam itu. 

Cibiran orang memang menyakitkan. Namun, satu hal yang perlu kita pahami, bahwa cibiran tersebut tidak selamanya buruk. Boleh jadi, orang lain sejatinya ingin menasihati kita akan sesuatu yang kita lakukan, yang dirasa salah atau menyimpang dari nilai-nilai yang dijunjung dalam suatu lingkup sosial, entah itu keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Layaknya pernyataan Stefanus Candra Saputra melalui tesisnya, bahwa “komunikasi verbal dan nonverbal mengandung pesan yang banyak mengandung maksud tertentu” (Saputra, 2020). Hanya saja, mungkin, cara penyampaian orang tersebut yang memang tidak enak didengar. Oleh sebab itu, kita harus mampu menangkap pesan yang hendak disampaikan orang lain kepada kita di balik perkataan pedasnya. Adapun beberapa caranya ialah sebagai berikut:

  1. Terima cibiran tersebut.

Tidak baik menjadi orang yang denial terhadap segala sesuatu. Segala pujian maupun cibiran hendaknya kita terima dan kita tampung terlebih dahulu. Jangan maunya menerima pujian saja, ya! Apabila menerima cibiran, kita harus memilih dan memilah pesan-pesan positif dari cara penyampaian yang negatif tersebut. 

  1. Cerna segalanya dengan kepala dingin.

Setelah menerima cibiran dari orang lain, tentu kita merasa sedih dan ingin marah pada orang tersebut. Tetapi, tunggu dulu! Tidak baik apabila kita mengambil sebuah keputusan saat masih diliputi amarah maupun kesedihan. Maka, alangkah lebih baik jika kita mencari tempat yang tenang untuk dapat berpikir jernih dan mampu menangkap pesan-pesan sesungguhnya yang hendak disampaikan orang tersebut kepada kita.

  1. Akui kesalahan dan kekurangan serta benahi diri.

Setelah memilah pesan-pesan dari cibiran yang kita terima, kita juga harus mengakui, bahwa sebagai manusia, kita memang memiliki berbagai kesalahan dan kekurangan. Jadi, terimalah segala kekurangan kita dan benahi hal tersebut. Cibiran orang lain tersebut bukan semata-mata ia ingin menghakimi diri kita. Mereka ibarat kritikus handal yang mampu membantu diri kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Meski begitu, cibiran merupakan salah satu hal yang berada di luar kendali kita, lho. Bagaimana bisa? Ya, kita tentu tidak bisa meminta orang lain untuk menyukai kita atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Oleh karenanya, berfokus pada pengembangan diri sendiri itu penting. Lalu, apa saja, sih, yang harus dilakukan agar kita tetap mampu fokus mengembangkan diri di tengah celaan dan cibiran? Berikut langkah-langkahnya:

  1. Lakukan hal tersebut (pengembangan diri) untuk dirimu sendiri.

Kita seringkali lupa bahwa ketika kita sekolah, bekerja, maupun mengikuti berbagai kegiatan di luar kewajiban sekolah dan bekerja, semuanya kita lakukan untuk diri kita sendiri. Mereka adalah sarana untuk kita mengembangkan diri. Oleh karenanya, kita juga perlu menilik kembali rencana-rencana dan segala cita yang sudah kita susun dalam pikiran. Agar mereka dapat terwujud, tentu kita harus melakukan berbagai usaha yang relevan dengan rencana dan cita-cita kita. Jangan merasa tertekan dengan cibiran orang lain, ya! Sebab, mereka tidak tahu-menahu akan hal-hal yang sedang kita lakukan dan sesungguhnya, mereka tidak perlu tahu, lho. Cukup diri kita sendiri saja yang mengetahuinya. Sebab, pada akhirnya, diri kita sendirilah yang menikmati segala definisi “sukses” yang sudah kita bangun masing-masing. 

  1. Menata pola hidup.

Salah satu cara untuk kita dapat fokus dalam mengembangkan diri ialah menata pola hidup. Hal ini tentu penting. Sebab, kita harus membuang segala kebiasaan buruk, seperti bermalas-malasan seharian di kasur, jarang olahraga, sering mengonsumsi makan-makanan yang tidak sehat, kecanduan bermedia sosial, selalu terlambat dalam mengikuti kegiatan, dan hal-hal lain yang masih bercokol dalam diri kita. Agar segala keinginan dan cita-cita kita dapat diwujudkan, tentu kita perlu sesuatu bernama “usaha”. Sebelum kita memikirkan berbagai cara pelik untuk meraih definisi “sukses” versi diri kita masing-masing, alangkah baiknya jika kita, secara perlahan, menghilangkan kebiasaan buruk yang ada dalam diri kita. Sebab, hal-hal buruk itulah yang menjadi “batu sandungan” kita dalam mencapai “kesuksesan”. Bahkan, boleh jadi, cibiran-cibiran pedas yang kita terima dari orang lain berasal dari kebiasaan-kebiasaan buruk diri kita yang mereka lihat, lho. Maka, yuk, kita tilik kembali dan benahi segala kekurangan dalam diri.

  1. Mengikuti atau menghadiri berbagai kegiatan positif.

Setelah mampu menata pola hidup kita menjadi lebih baik dan teratur, maka, inilah waktunya bagi kita untuk terjun ke dalam berbagai kegiatan pengembangan diri. Ada berbagai kegiatan yang dapat kita ikuti, seperti seminar atau webinar, pelatihan, workshop, atau kelas-kelas maupun kursus-kursus yang menunjang dan relevan dengan rencana-rencana dan cita-cita kita. 

“Tapi ‘kan, kalau ikut acara-acara seperti itu, pasti berbayar, Kak.”

Weitss.. sekarang banyak, lho, yang menyediakannya secara gratis, atau jika berbayar pun, pasti harganya terjangkau. Kita hanya perlu pandai-pandai dalam mencari acara-acara tersebut. Jika kita ingin mengikuti kegiatan yang gratis, kita juga harus selektif dan teliti dalam mencari asal-usul (penyelenggara), motif, dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan di dalamnya. Apabila kita memang serius ingin mengembangkan diri, kita pasti ‘ditunjukkan’ jalannya, kok. Semangat!

Bonus dari mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut adalah teman baru. Kita akan semakin banyak memiliki relasi dan koneksi yang satu visi dengan kita dari sana. Jadi, pendukung kita untuk meraih segala yang kita cita-citakan akan semakin bertambah.

Nah, berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa kita hanyalah manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan. Karenanya, sebagai makhluk sosial pula, kita harus saling mengingatkan apabila sesama kita berbuat salah atau menyimpang dari nilai dan norma yang dijunjung masyarakat. Sebab, ada dua pepatah yang memiliki makna sama, meskipun berasal dari bahasa yang berbeda, yakni “When in Rome, do as Romans do” dan “Di mana kaki berpijak, di situ langit dijunjung”, yang sama-sama memiliki arti bahwa di mana pun kita berada, kita harus taat pada aturan dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Jika tidak, tentu kita akan menuai cibiran. Selain itu, cibiran yang kita terima dari orang lain juga dapat diibaratkan sebagai sebuah “pecut” yang membuat kita terdorong untuk memperbaiki diri dan bergerak maju, meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang telah lama menenggelamkan diri kita.

Referensi:

Ariyanti, Fiki (Ed.). 2019. “Cara Sederhana Mengembangkan Diri agar Hidupmu Sukses”, (Online), (https://www.cermati.com/artikel/cara-sederhana-mengembangkan-diri-agar-hidupmu-sukses , diakses pada 13 Februari 2021). 

Saputra, Stefanus Candra. 2020. “Penggunaan Bahasa Nonverbal dalam Interaksi Pembelajaran antara Dosen dan Mahasiswa FKIP, Universitas Sanata Dharma: Kajian Etnopragmatik”. Tesis. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?