HR dan Manager Harus Peka! Sering Dianggap Karyawan Malas, Padahal Sedang Burnout

Dalam dunia kerja yang kompetitif, sering kali kinerja menurun dilihat sebagai tanda kemalasan. Namun, para HRD harus lebih peka: apa yang terlihat sebagai ketidakmampuan mungkin sebenarnya adalah burnout. Burnout adalah kondisi kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan pencapaian pribadi yang diakibatkan oleh stres kerja kronis, seperti yang dijelaskan oleh Maslach dkk. (2001) dalam model burnout mereka. Karyawan yang mengalami burnout seringkali tampak tidak bersemangat dan tidak produktif, bukan karena mereka tidak ingin bekerja, melainkan karena mereka tidak mampu.

Penelitian oleh Leiter dan Maslach (2009) menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang penuh tekanan tanpa dukungan yang memadai merupakan faktor utama yang berkontribusi pada burnout. HRD perlu memahami bahwa burnout bukan hanya tentang individu, tetapi juga tentang konteks organisasi. Oleh karena itu, pendekatan yang berfokus hanya pada pemberian motivasi atau peningkatan disiplin individu saja seringkali tidak efektif.

Selain itu, burnout bisa sangat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Karyawan yang mengalami burnout cenderung memiliki sistem imun yang lebih lemah dan berisiko lebih tinggi mengalami depresi dan kecemasan, seperti yang diungkapkan oleh Toker dkk. (2005). Kondisi ini bukan hanya merugikan individu, tapi juga menimbulkan kerugian bagi perusahaan, baik dalam hal produktivitas maupun biaya kesehatan.

HR dan Manager bisa berperan aktif dalam mencegah burnout dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, seperti memastikan beban kerja yang wajar, mengakui pencapaian karyawan, dan menyediakan sumber daya untuk pengembangan profesional. Selain itu, pelatihan tentang manajemen stres dan program kesejahteraan karyawan dapat menjadi investasi yang berharga.

Untuk membantu mengatasi masalah ini, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan layanan profesional seperti MentalHealing.id. Layanan konseling mereka dapat memberikan dukungan tambahan kepada karyawan yang mengalami burnout, membantu mereka memulihkan kesehatan mental dan kembali ke performa terbaik mereka. Investasi dalam kesehatan mental karyawan adalah investasi dalam kesuksesan perusahaan.

Referensi:

Maslach, C., Schaufeli, W. B., & Leiter, M. P. (2001). Job burnout. Annual review of psychology, 52(1), 397-422.

Leiter, M. P., & Maslach, C. (2009). Nurse turnover: the mediating role of burnout. Journal of Nursing Management, 17(3), 331-339.

Toker, S., Melamed, S., Berliner, S., Zeltser, D., & Shapira, I. (2005). Burnout and risk of coronary heart disease: a prospective study of 8838 employees. Psychosomatic Medicine, 67(5), 861-867.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?