Yang Salah Yang Marah: Kenapa ya?

yellow and black smiley wall art

Tanggal 26 Desember lalu, media sosial diramaikan oleh sebuah video yang menampilkan seorang selebriti yang kesal dan merasa tidak diperlakukan dengan sopan oleh seorang barista cafe tempatnya memesan minuman. Akan tetapi, ketika informasi tersebut digali lebih lanjut oleh warganet, diketahui rupanya sang pelayan hanya memintanya untuk bergeser menuju bagian pick up sebab selebriti tersebut sudah selesai memesan minuman dan antrian di belakangnya sudah menunggu giliran.

Mungkin teman healing familiar dengan fenomena serupa dimana ketika seseorang salah dan diberitahu justru menjadi sangat marah. Hal ini juga seringkali terjadi ketika seseorang diminta untuk melunasi hutangnya. Perilaku menegur ini seringkali dilakukan untuk kenyamanan bersama namun entah mengapa kadangkala pihak yang ditegur menjadi sangat marah ketika ditegur. Lantas hal ini seringkali membuat kita menjadi ragu, ya, untuk menegur seseorang yang melakukan kesalahan. Padahal sebenarnya tidak apa-apa, lho, teman healing jika kamu mau menegur seseorang. Akan tetapi, pastikan bahasa yang kamu gunakan sopan dan tidak bermaksud menggurui, ya. Selain itu, fokuskan teguran hanya pada tindakannya, jangan sampai menyangkutpautkannya dengan hal lain, misalnya kondisi fisik orang tersebut.

Memangnya kenapa, sih, seseorang bisa lebih galak dibandingkan orang yang menegurnya padahal sebenarnya ia yang salah?

Nah, ternyata terdapat beberapa alasan, lho, mengapa orang yang salah cenderung akan marah atau lebih galak ketika dinasehati. Alasan-alasan tersebut, yaitu: 

  1. Persepsi Pribadi

Seseorang rentan untuk merasa marah ketika dinasehati sebab ia salah menafsirkan teguran tersebut. Hal yang dimaksud oleh penegur dipersepsikan sebagai suatu usaha untuk menyakiti dirinya sehingga ia marah sebagai bentuk perlindungan dirinya.

  1. Perasaan Terluka

Tidak semua teguran diterima sebagai suatu hal baik. Beberapa di antaranya merasa teguran adalah bentuk perilaku dengan tujuan mempermalukan, meremehkan hingga menghina. Sehingga ia marah karena merasa terluka dianggap tidak baik dan tidak dihargai seperti seharusnya.

  1. Perilaku yang Tidak Diinginkan

Teguran tidak selalu diinginkan oleh semua orang, apalagi jika disampaikan langsung dan di tempat publik. Sehingga, memungkinkan seseorang untuk marah sebab tidak terima dirinya ditegur dan itu bisa saja dirasa menghancurkan harga dirinya.

  1. Tidak Memiliki Kendali Kemarahan

Orang dengan kemampuan mengendalikan kemarahan yang rendah cenderung mudah tersinggung bahkan ketika tidak berada di lingkungan yang mengancam. Banyak hal yang bisa menimbulkan hal ini, beberapa kemungkinannya seperti pengalaman masa kecil, proses pembelajaran, pengalaman masa lalu hingga keadaan saat ini. Alhasil, ketika mendapatkan situasi kurang menyenangkan akan meluapkannya dengan sembarangan.

Perasaan marah yang kita rasakan saat ditegur ini merupakan respons alami yang muncul karena kita sedang merasa terancam dan memerlukan perlindungan diri, lho, teman healing. Akan tetapi, tentunya kita tidak ingin jika reaksi yang kita berikan malah berdampak negatif dan semakin mempermalukan diri kita, bukan? Nah, oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang bisa kita lakukan ketika rasa marah yang kita rasakan terasa seperti akan meledak, yaitu:

  1. Memahami perasaan yang muncul

Ketika kita ditegur secara tiba-tiba tentu kita akan merasa kaget. Apalagi jika kita sedang berada di tempat umum, ya. Perasaan malu dan kaget rasanya bercampur aduk menjadi satu. Akan tetapi, hal ini bisa kita atasi dengan memahami perasaan kita, lho, teman healing. Dengan memahami apa yang kita rasakan ini dapat membuat kita menjadi semakin mudah untuk mengontrol rasa marah yang sedang kita rasakan. Walaupun memahami perasaan yang kita rasakan bukanlah suatu hal yang mudah, namun kita dapat mencoba melakukannya dengan mulai memahami tanda-tanda yang muncul pada diri kita, seperti detak jantung dan ritme pernapasan yang semakin cepat serta menegangnya otot-otot tubuh kita. 

  1. Memberikan jeda

Sebelum kita memberikan reaksi ketika ditegur oleh orang lain, alangkah baiknya jika kita memberikan jeda bagi diri kita. Hal ini dilakukan agar kita bisa menenangkan pikiran sehingga kita dapat berpikir secara jernih dan menilai dengan lebih bijak situasi yang sedang kita hadapi. Selain itu, memberikan jeda juga dapat memberikan waktu tambahan bagi diri kita untuk memikirkan reaksi apa yang akan kita akan berikan atas situasi yang kita hadapi. Salah satu trik yang bisa kita lakukan untuk menenangkan pikiran adalah dengan berhitung mundur.

  1. Mengatur pernapasan

Selain memberikan jeda sebelum memberikan reaksi, kamu juga bisa menenangkan pikiranmu dengan mengatur pernapasan. Cobalah untuk menarik nafas sedalam mungkin lalu keluarkan secara perlahan-lahan. Dengan melakukan teknik pernapasan ini, kamu akan semakin mampu untuk mengendalikan emosi yang sedang kamu rasakan
Jadi, perasaan tidak nyaman yang dirasakan ketika ditegur merupakan hal wajar. Namun, tidak sebaiknya direspon dengan amarah apalagi sampai bersikap agresif. Semoga kita semua senantiasa bersikap baik satu sama lain, ya, teman healing.

Penulis: Rayza Ilfie Azkya Ashgarie dan Shafira Rahmadianti

Referensi:

About Anger. Mind.org.uk. (2018). Diakses pada 27 December 2021 melalui https://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-health-problems/anger/about-anger/

Mind. (2018, Juli). Anger. Retrieved from mind: https://www.mind.org.uk/media-a/2962/anger-2018.pdf

Susanti, R., Husni, D., & Fitriyani, E. (2015). Perasaan terluka membuat marah. Jurnal Psikologi, 10(2), 103-109. 

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?