Teacher feat Punishment: Good or Bad?

woman standing in front of children

Rangkuman berita

Beberapa hari lalu, sebuah video viral di Twitter memperlihatkan seorang siswa SD menangis di pojok kelas dengan tangan memegang spidol yang digunakan untuk menutupi wajahnya yang penuh air mata. Dalam video tersebut, terdengar suara seorang guru yang memarahinya karena tidak bisa menjawab soal di papan tulis. Terlebih, guru tersebut mengancam untuk mempermalukannya dengan mengirimkan video kepada orang tua anak tersebut melalui Whatsapp Group yang tidak hanya diisi oleh orang tua siswa yang menangis, tetapi juga orang tua siswa lain. Saat ini, kondisi psikisnya terganggu, ia bahkan tidak mau bertemu dengan teman-temannya.

Sebenarnya apa itu punishment? Kenapa dilakukan?

Mendapat hukuman ketika masih menjadi murid di sekolah merupakan hal yang wajar terjadi, bahkan merupakan bagian dari penerapan disiplin dari guru. Hukuman atau punishment adalah upaya yang dilakukan guna menurunkan kemungkinan seseorang mengulangi tindakan buruk tersebut di masa depan. 

Hukuman dapat diberikan melalui pendekatan positif dan negatif. 

  1. Secara positif, hukuman yang diberikan bersifat menegur. Contohnya, saat sedang proses belajar dan anak bermain, guru bisa menegurnya dengan kalimat baik bahwa tidak seharusnya ia bermain. Sebab, selain akan menyulitkannya memahami materi nanti, ia juga tidak menghargai guru di depan. Pemberian hukuman dengan pendekatan ini cenderung lebih mudah dipahami oleh siswa, seperti siswa paham tentang apa yang terjadi dan mengapa tindakan yang dilakukannya adalah kesalahan.
  2. Sedangkan secara negatif, suatu hukuman dilakukan dengan merebut stimulus yang menyenangkan. Misalnya, ketika siswa sudah dinasehati namun tetap bertingkah, guru akan menghukumnya dengan mengambil stimulus yang membuatnya senang. Sebagai contoh, seorang siswa memainkan ponselnya di kelas, guru akan menyita ponselnya (stimulus), dengan harapan agar ia akan lebih fokus belajar. 

Namun, meskipun hukuman positif bisa efektif dalam beberapa kasus, Skinner, seorang tokoh psikologi, menyarankan bahwa penggunaan hukuman harus mempertimbangkan kemungkinan efek negatifnya. 

Lalu, bentuk hukuman yang diberikan pada siswa sangat beragam, bergantung pada kesalahan yang dilakukannya. 

Kira-kira apa saja, ya, bentuk hukuman?

  1. Fisik. 

Hukuman jenis ini disalurkan melalui kondisi fisik para siswa, misalnya dipukuli, dicubit, dijewer ataupun ditampar. Meskipun beberapa guru menganggap ini efektif karena membuat siswa takut melakukan hal yang sama kembali, nyatanya tindakan ini justru membuat siswa benci dengan guru dan proses belajar. Apabila dilakukan secara terus-menerus dapat membentuk luka fisik seperti sakit punggung, luka-luka, kulit memerah dan membekas jika dilakukan dengan benda hingga bengkak dimanapun mereka menerima pukulan. Jenis hukuman ini adalah hukuman yang paling berat karena tidak hanya luar saja yang disakiti, namun dalam diri siswa pun menjadi terganggu. 

  1. Psikis

Hukuman jenis ini dapat dilakukan secara langsung, sama seperti fisik namun tanpa luka luar, ataupun secara tidak langsung. Kekerasan berbentuk psikis menyerang emosional siswa seperti mempermalukan, menghina, melontarkan kalimat yang menyakitkan yang dapat menciptakan rasa hina, gagal, buruk dan tidak mampu apa-apa. Banyak guru menggunakan bentuk ini karena dirasa lebih efektif daripada secara fisik. Padahal, hukuman jenis ini tidak baik juga karena dapat menyebabkan siswa memiliki kepercayaan diri rendah, menjadi agresif dan enggan untuk belajar. 

  1. Teguran

Dalam jenis hukuman ini, guru hanya akan menggunakan kata-kata berupa teguran bagi para siswa agar tidak mengulangi hal yang sama. Berbeda dengan psikis yang berupa verbal menyakiti, jenis teguran lebih menekankan pada nasihat. 

“Kenapa guru harus memberi hukuman, sih? Memangnya tidak ada dampak negatifnya?”

Pemberian hukuman ini biasanya dilakukan oleh guru untuk mendisiplinkan siswa yang melakukan suatu kesalahan atau melanggar aturan. Akan tetapi, tidak banyak guru yang memahami bahwa pemberian hukuman, baik secara verbal maupun fisik dapat memberikan dampak negatif bagi siswa. Beberapa dampak negatif yang dapat terjadi, yaitu timbulnya perasaan takut, marah, dan frustasi.

Pemberian hukuman bagi siswa juga seringkali dilakukan di depan umum dan disaksikan oleh banyak siswa lainnya. Menurut beberapa guru, hal ini bertujuan agar siswa merasa jera dan tidak mengulangi kesalahannya lagi. Selain itu, siswa yang dihukum dapat menjadi contoh bagi siswa lainnya agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Namun di sisi lain, pemberian hukuman di depan umum ini pada kenyataannya malah menyebabkan timbulnya rasa malu dan menurunkan rasa kepercayaan diri siswa tersebut, lho. Siswa akan merasa seperti dipermalukan di depan teman-temannya sehingga dapat menyebabkan terjadinya trauma. Pada akhirnya, semangat dan motivasi siswa untuk bersekolah pun menjadi menurun. 

Pemberian hukuman oleh guru pada murid ini sebenarnya dapat bermanfaat apabila diterapkan secara tepat. Akan tetapi, sebaiknya guru mempertimbangkan hal-hal berikut terlebih dahulu sebelum memberikan hukuman pada siswa:

  • Penyebab perilaku bermasalah siswa

Perilaku bermasalah yang dilakukan oleh siswa terkadang disebabkan karena faktor kesengajaan siswa tersebut, seperti perilaku mengganggu teman dan tidak menaati peraturan. Akan tetapi, dalam perspektif yang berbeda, perilaku bermasalah pada siswa juga ternyata dapat disebabkan karena kurangnya kemampuan siswa tersebut, lho, misalnya mengalami kesulitan untuk fokus pada pelajaran, tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan, dan sering terlambat masuk sekolah. 

Perilaku bermasalah siswa yang terjadi akibat kurangnya kemampuan siswa tentu tidak tepat apabila diatasi dengan pemberian hukuman karena siswa tidak diberi arahan dan penjelasan mengenai cara mengatasi perilaku bermasalahnya. Oleh sebab itu, penting bagi guru untuk mengetahui terlebih dahulu penyebab perilaku bermasalah yang dialami oleh siswa agar penanganan yang diberikan sesuai, dan tujuan untuk mengubah perilaku bermasalah tersebut dapat tercapai.

  • Pemberian positive reinforcement 

Sebelum guru memutuskan untuk memberikan hukuman pada siswa, sebaiknya guru mencoba untuk memberikan positive reinforcement terlebih dahulu. Positive reinforcement adalah salah satu langkah yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku yang diharapkan dari siswa dengan cara memberikan sesuatu yang disenanginya, misalnya memberikan poin tambahan atau hadiah. Pemberian positive reinforcement ini ditemukan lebih efektif dalam mengubah perilaku siswa. 

Apapun langkah yang diambil oleh guru, baik bertujuan untuk mendisiplinkan maupun mengubah perilaku bermasalah pada siswa, sebaiknya tetap mempertimbangkan aspek psikologis sang siswa, ya. Hal ini dilakukan karena masa depan siswa sangat bergantung pada didikan guru yang menjadi role model baginya di sekolah.

Penulis:

Shafira Rahmadianti

Rayza Ilfie Azkya Ashgarie

Referensi: 

Ackerman, C. (2018, July 31). 12 Examples of Positive Punishment & Negative Reinforcement. PositivePsychology.Com. https://positivepsychology.com/positive-punishment/ (Cherry, 2021)

Cherry, K. (2021). How Punishment Influences Behavior. Verywellmind.com. https://www.verywellmind.com/what-is-punishment-2795413. (Diakses pada 3 November 2021)

Diyah, N. C. M. (2016). Kekerasan dalam Pendidikan (Studi Fenomenologi Perilaku Kekerasan Di Panti Rehabilitasi Sosial Anak). Paradigma, 4(3).

Kazdin, A.E. (1989). Behavior modification in applied settings (4th ed.) Pacific Grove, CA: Brooks/Cole Publishing.

Martens, B.K., & Meller, P.J. (1990). The application of behavioral principles to educational settings. In T.B. Gutkin & C.R.Reynolds (Eds.), The handbook of school psychology (2nd ed.) (pp. 612-634). New York: John Wiley & Sons.

Mayer, G.R. (1995). Preventing antisocial behavior in the schools. Journal of Applied Behavior Analysis, 28, 467-492.

Reinforcement and Punishment. Courses.lumenlearning.com. https://courses.lumenlearning.com/waymaker-psychology/chapter/operant-conditioning/ (diakses pada 3 november 2021)

Thakuri, Sanjog. (2004). PHYSICAL PUNISHMENT AT SCHOOL: A STUDY (SUMMARY). Tersedia di https://www.researchgate.net/publication/258024015_PHYSICAL_PUNISHMENT_AT_SCHOOL_A_STUDY_SUMMARY (diakses pada 3 november 2021) 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?