Selalu Membandingkan hingga Lupa Bersyukur

“Aku capek hidup gini terus. Temen-temen seusiaku udah pada kerja sedangkan aku masih jadi beban keluarga padahal pengen banget ngebahagiain orang tuaku.” – R, wanita 19 tahun.

“Saya sering bandingkan hidup saya sama orang lain. Kenapa saya berat sekali menjalani hidup saya?” – RA, wanita 19 tahun.

Siapa sih yang ngga pengen bikin orang tuanya bahagia? Pasti semua anak akan berusaha untuk membalas kebaikan keduanya saat dewasa. Pernah ga ngelihat temen kita yang bisa kasih sesuatu ke orang tuanya dari hasil kerjanya sedangkan kita kerja aja belum punya? Nah, niat kita memang baik namun membandingkan diri sendiri dengan orang lain justru membuat mental kita tidak baik. Mengapa demikian?

Perilaku perbandingan sosial negatif mengakibatkan seseorang mengalami gangguan psikologis, seperti stres, cemas, dan kesalahan mengambil keputusan. Berdasarkan artikel psychology today, perbandingan sosial negatif berkaitan dengan dua hal, yaitu :

  1. 1. Narsisme, ketika seseorang ingin seperti orang lain, tidak semua hal yang melekat pada orang lain ingin dimiliki. Seseorang hanya ingin bagian yang diidealkan. Persepsi yang diidealkan sehingga membuat dirinya kagum dengan orang lain ini bersifat narsistik. Bahkan, jika seseorang bersama dengan orang yang dikagumi dalam waktu lama, sangat mungkin bagi mereka menemukan kekurangan/masalah seperti orang lain.
  2. 2. Relatif dapat berubah dari idealisasi menjadi memanusiakan, membandingkan diri sendiri dengan orang lain akan membuat seseorang merasa “lebih rendah”. Coba perhatikan orang lain dengan lebih objektif lagi. Lihat mereka dari sudut pandang yang berbeda, seseorang akan menemukan orang lain memiliki masalah masing-masing. Ada alasan yang membuat mereka melakukan hal tersebut. Salah satu contoh, Ibnu terlihat sangat romantis dengan pasangannya, namun dibalik itu ternyata Ibnu pernah bercerai dan mengalami pengalaman pahit sebelum akhirnya menemukan pasangan yang cocok. 

Membandingkan diri sendiri dengan orang lain tidak akan ada habisnya. Pada dasarnya, manusia tidak pernah puas dengan pencapaiannya. Lantas bagaimana cara kita menerima apa yang kita punya tanpa membandingkannya dengan orang lain dan merasa lebih bahagia? Kita dapat memulainya dengan bersyukur (be grateful). Syukur mengekspresikan rasa terima kasih kepada Sang Kuasa. Orang yang mempraktikkan rasa syukur ternyata lebih optimis, lebih puas, dan lebih bahagia dengan dirinya dan kehidupannya. Rasa syukur berkaitan dengan meningkatnya emosi positif, kekebalan tubuh, dan menurunkan tekanan darah. Orang yang menanamkan rasa syukur dapat menghargai dan menjalani hidup dengan nikmat serta merasa puas terhadap diri dan kebahagiannya tidak bergantung pada sumber luar. 

Berikut cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan rasa bersyukur dalam hidup :

  1. 1. Menyapa hari dengan syukur. Sesuatu yang pertama kali kita lakukan setelah bangun berpengaruh terhadap seluruh hari kita. Sambut hari dengan bersyukur atas nikmat hidup, sehat, orang tua, dsb. Merenungkan betapa banyaknya nikmat akan membuat hati kita senang dan semangat menjalani hari.
  2. 2. Membuat jurnal syukur. Berdasarkan beberapa penelitian, mencatat hal-hal yang disyukuri berdampak baik bagi psikologis dan emosional seseorang. Selain itu, seseorang akan diliputi pikiran positif dan menciptakan makna hidup. Disarankan untuk menulis hal-hal yang disyukuri dalam keadaan sengaja sehingga timbul emosi yang mendorong seseorang bahagia untuk melakukannya.
  3. 3. Melakukan pengalihan. Hidup itu pilihan. Kita memilih untuk senang atau sedih terserah diri kita sendiri. Kita dapat mengubah pikiran menjadi rasa syukur. Caranya dengan berlatih mengalihkan perspektif dengan bersyukur terhadap apa yang ada daripada melihat kekurangannya. Misalkan kita mendapatkan tugas yang sulit. Kita akan menyerah karena tidak tau bagaimana cara menyelesaikannya, namun jika kita bersyukur mendapatkan tugas yang sulit, kita akan merasa tertantang dan mencari jawaban sebagai proses dari pembelajaran. 
  4. 4. Bersyukur melalui memberi. Melihat orang yang kurang beruntung dari kita mengingatkan kita akan kelimpahan yang kita punya. Kita akan menyadari bahwa masih banyak orang yang membutuhkan bantuan. Memberi bantuan akan terasa sangat menyenangkan. Semakin banyak kita memberi akan semakin membuat kita bersyukur atas karunia-Nya. 

Banyak hal yang perlu disyukuri. Saat kita mulai bersyukur, disitulah kita mulai merubah hidup kita. Semakin dalam kita bersyukur, semakin banyak yang kita peroleh. Berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain. Mulai bersyukur dan hidup akan lebih bahagia. Mengapa tidak mulai bersyukur dari sekarang? Coba tuliskan hal apa saja yang seharusnya kamu syukuri hari ini! Selamat berproses.

Penulis : Winda Kusuma Ayu

Referensi

https://www.psychologytoday.com/intl/blog/communication-success/201409/how-stop-comparing-yourself-others-and-feel-happier

https://www.psychologytoday.com/intl/blog/media-spotlight/201504/feeling-grateful-and-paying-it-forward

https://www.psychologytoday.com/intl/blog/mindfully-present-fully-alive/201810/the-making-grateful-mind

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?