Aku Didiaganosis, Aku Harus Bagaimana?

Aku dulu didiagnosis depresi sama psikolog. Trus ya udh..” – IQ, Wanita, 22 tahun

Dewasa ini, sudah semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya kesehatan mental. Stigma yang dulunya menyelimuti dengan erat pandangan masyarakat perlahan memudar dan memberikan pandangan baru akan pentingnya kesehatan mental. Dengan demikian, pola pikir masyarakat yang dahulu sungkan untuk memeriksakan atau bahkan sekedar memperhatikan kesehatan mereka menjadi terbuka untuk mulai mempelajari kondisi kesehatan mental mereka. Terlebih dengan semakin banyaknya platform edukasi masyarakat terkait ini, tentu memberikan kemudahan bagi masyarakat awam untuk mengenal kesehatan mental.

Akan tetapi, meski sudah ada kemajuan dalam pola pikir menangani kesehatan mental dan mencoba bantuan profesional dari psikolog maupun psikiater, masih ada sebagian masyarakat yang tidak melakukan apapun setelah mengetahui kondisi mereka dan memaksakan diri untuk percaya bahwa waktu akan menyembuhkan mereka. Kadangkala, ada sekelompok orang yang menolak untuk menerima kondisi atau diagnosis yang diberikan kepada mereka. Padahal, diagnosis diberikan setelah melewati berbagai tahap pemeriksaan dan observasi.

Sedangkan, masa pasca-diagnosis itu juga sama pentingnya untuk kesehatan mental kamu.

Kenapa Aku?

Ketika kamu didiagnosis dengan masalah mental, terutama yang berjangka panjang, sudah sewajarnya kamu merasakan berbagai macam perasaan. Bahkan ketika kamu sudah curiga bahwa kamu memiliki masalah dengan kesehatan mentalmu, diagnosis dari seorang profesional dapat memberikan efek yang besar tentang bagaimana perasaanmu akan hal tersebut. Banyak orang merasakan kombinasi perasaan seperti:

  • Lega, kamu merasa lega karena masalah kamu akhirnya mempunya nama dan tahu mengapa kamu merasa tidak baik-baik saja.
  • Berharap, kamu bisa memulai untuk melakukan pengobatan, kamu bisa mengatasinya.
  • Takut, kamu takut akan apa arti penyakitmu.
  • Kaget/Tidak Menerima, kamu tidak menerima kondisi kamu.
  • Malu, penyakit mental seringkali terikat akan perasaan lemah, sehingga membuat kamu merasa malu kamu menderita suatu penyakit tertentu.
  • Bingung, kamu merasa tidak mengerti dengan semua ini.
  • Marah, kamu mempertanyakan kenapa ini terjadi kepadamu.
  • Bersalah, kamu merasa bahwa ini adalah salahmu.
  • Sedih, kamu merasa bahwa hidupmu berakhir, tidak akan sama lagi setelah ini.
  • Kehilangan Kendali, kamu merasa tidak berguna, tidak tahu harus bagaimana menghadapi ini.

Didiagnosis dengan gangguan mental memang bukan hal yang mudah. Selain kumpulan perasaan di atas, kamu mungkin juga khawatir tentang apa yang akan orang pikirkan atau reaksi mereka. Tidak hanya itu, mungkin kamu akan merasa bingung dalam menerima dan mencerna berbagai informasi, tapi tidak perlu khawatir. Seiring berjalannya waktu, kamu akan paham lebih jauh tentang kondisi kesehatan mentalmu. Yang penting untuk kamu ketahui adalah tidak apa jika kamu tidak yakin bagaimana gangguan mental yang kamu derita fits in dalam hidupmu dan membutuhkan waktu untuk mencerna dan mencari tahu harus bagaimana. 

“Setelah mendapat diagnosis, aku harus apa?”

Pertanyaan yang kerap muncul setelah kamu mengetahui apa gangguan yang kamu derita. Jelas, jawabannya adalah melakukan pengobatan. Tapi sebelumnya, perlu kamu ketahui bahwa penyakit mental itu manageable. Tentu kamu akan menghadapi berbagai macam tantangan selama pengobatan, tapi akan selalu ada harapan untuk sembuh. Ada berbagai hal yang bisa kamu lakukan setelah mendapatkan diagnosis untuk membantu kamu menghadapi sakitmu dan juga mendukungmu selama masa pengobatan.

  1. Be Hopeful.

Penting bagi kamu untuk terus berusaha positif selama masa pengobatan. Berikut hal – hal yang bisa kamu ingat selama masa pengobatan:

  • Kamu tidak berjuang sendiri.
  • Kamu tetap bisa meningkatkan kualitas diri dan meraih impian.
  • Berperan aktif dalam pengobatan dapat membantu kamu selangkah lebih dekat untuk menjadi lebih sehat.
  1. Mempelajari Diagnosis yang Kamu Alami

Selama pengobatan, kamu dapat melakukan riset tentang gangguan  kamu, jenis pengobatan yang direkomendasikan, dan berbagai ide self-help. Semakin kamu memahami, maka akan semakin memudahkan kamu dalam bekerjasama dengan dokter/terapi untuk membuat keputusan yang tepat. Selain mencari tahu lewat internet dan buku-buku, kamu juga dapat belajar dari mereka yang memiliki pengalaman yang sama.

  1. Mencari Support System

Salah satu langkah penting dalam menghadapi sebuah diagnosis adalah mencari support system. Berbicaralah dengan keluarga dan teman yang kamu percaya. Mereka peduli kepadamu dan juga ingin kamu sehat kembali, kamu bisa berdiskusi tentang apa yang kamu rasakan dan pengobatan atau bantuan yang direkomendasikan dengan mereka. Dukungan seperti ini sangatlah penting, selama kamu dalam pengobatan dan ketika kamu ingin mundur.

  1. Memahami Bantuan yang Bisa Kamu Dapatkan

Mendapatkan bantuan yang sesuai dan membayarnya bisa menjadi sebuah tantangan tersendiri. Pilihan yang kamu tentukan bisa jadi terbatas karena asuransi atau tidak. Tapi di masa sekarang, sudah semakin banyak platform yang menyediakan bantuan profesional dengan harga yang jauh lebih bisa dijangkau. Selain tu, kamu juga bisa mendapatkan bantuan dari program kesehatan milik pemerintah.

  1. Membangun Partnership dengan Dokter/Terapis Kamu

Ketika kamu sudah menerima diagnosis dan akan mulai pengobatan, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui:

  • Mereka Tepat Untukmu. Jangan takut untuk mencoba lebih dari satu konselor. Semakin kamu bisa nyambung dengan konselor, maka akan semakin mudah untukmu menjalani sesi pengobatan. Tanyakanlah tentang gaya pengobatan mereka dan pengalaman mereka terkait penyakitmu.
  • Terbuka dengan Konselor. Tunjukkan apa yang sebenarnya kamu rasakan kepada konselor. Jangan khawatir dalam mengungkapkan yang kamu rasakan selama masa pengobatan, baik itu progres ataupun kecemasan yang kamu rasakan. Dengan kamu terbuka, konselor juga lebih mudah dalam menetapkan pengobatan seperti apa yang cocok untukmu.
  1. Libatkan Keluarga atau Orang Terdekat dalam Masa Pengobatan

Sesi konseling kadang bisa terasa menyeramkan. Kamu bisa mengundang keluarga atau teman untuk menemanimu selama sesi pengobatan berlangsung.

Kesimpulannya adalah, setelah mendapatkan sebuah diagnosis, itu tidak berarti hidupmu berakhir. Kamu tetap dapat melanjutkan kesehariannya seperti biasa, tetap bisa mengejar mimpi-mimpi yang ingin kamu capai. Jika kamu masih merasa bingung harus bagaimana, kamu bisa mencoba peer counseling atau melakukan sesi konseling dengan psikolog profesional di MentalHealing.id sebagai langkah awal di perjalananmu. Semangat!

Penulis: Adibah Hana Widjaya

SUMBER:

Canadian Mental Health Association, BC Division, When You’re Diagnosed with a Mental Illness | Here to Help, diakses pada tanggal 15 Juli 2021.

Mental Health America, After a Diagnosis, diakses pada tanggal 14 Juli 2021.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Open chat
💬 Ada yang bisa kami bantu kak?
Hi Kak👋
Ada yang bisa kami bantu?